Cerpen

Hari ini hujan deras datang seharian lamanya. Aku melihat keluar jendela dan menyaksikan genangan air mulai terbentuk dengan cukup tinggi. Kulihat Ayah dan Ibu sudah mulai membereskan barang-baran dan mengangkatnya satu sama lain dengan posisi menumpuk. Hal ini sudah biasa terjadi di lingkungan tempat tinggalku. Setiap hujan datang, kami sudah tahu untuk mempersiapkan diri dari datangnya banjir.

Sesekali Ayah juga ikut memeriksa ketinggian air di luar rumah melalui jendela. Kemudian ayah berkata “Bahaya ini. Jika hujan masih terus deras seperti ini, sebentar lagi pasti air masuk ke dalam rumah." Aku melihat wajah Ayah yang lebih khawatir dari biasanya. Perasaanku menjadi tidak tenang. Aku memutuskan untuk ikut membantu Ibu membereskan barang-barang untuk menghindari resiko terendam banjir.

Setengah jam kemudian, aku mulai merasakan air mulau menggenang di lantai rumah. “Air sudah masuk, Bu" ucapku pada Ibu. Ibu memandangku dengan sorot mata yang sama khawatirnya. Sepertinya banjir kali ini akan lebih parah dari biasanya. Tentu alasannya tidak lepas dari kebiasaan buruk membuang sampah sembarang ke kali dekat rumah yang masih dilakukan oleh banyak warga.Skip to content

Contoh Cerpen Singkat Persahabatan, Ibu , dan Lucu + Unsur Instrinsiknya

Contoh Cerpen Singkat – Cerpen Singkat adalah cerita pendek yang sangat populer di kalangan remaja dan anak-anak. Cerita jenis cerpen ini pun banyak yang diangkat dari kisah-kisah nyata dalam kehidupan, maupun juga ada cerita yang merupakan hasil karangan belaka.

Akan tetapi, cerpen dengan cerita yang sangat singkat ini juga memiliki unsur-unsur intrinsik didalamnya. Unsur intrinsik ini dapat dikaji untuk memahami lebih jauh maksud dan arti di balik suatu cerita.

Beberapa contoh unsur intrinsik yang perlu diperhatikan dari suatu cerita antara lain adalah tema cerita, amanat, alur cerita, latar atau setting, penokohan, dan sudut pandang. Berikut ini beberapa contoh cerpen dan kajian mengenai unsure intrinsik di dalamnya.

Sebelum lihat contoh-contoh cerpennya yuk kita lihat video singkat lucu yang satu ini:

Contoh Cerpen Singkat Persahabatan

Daftar Isi [sembunyikan]

1 Contoh Cerpen Singkat Persahabatan1.1 Unsur Intrinsik Cerpen Persahabatan2 Contoh Cerpen Singkat Ibu2.1 Unsur Intrinsik Cerpen Ibu3 Contoh Cerpen Singkat Lucu3.1 Unsur Intrinsik Cerpen Lucu3.2 Related



Hari ini hujan deras datang seharian lamanya. Aku melihat keluar jendela dan menyaksikan genangan air mulai terbentuk dengan cukup tinggi. Kulihat Ayah dan Ibu sudah mulai membereskan barang-baran dan mengangkatnya satu sama lain dengan posisi menumpuk. Hal ini sudah biasa terjadi di lingkungan tempat tinggalku. Setiap hujan datang, kami sudah tahu untuk mempersiapkan diri dari datangnya banjir.

Sesekali Ayah juga ikut memeriksa ketinggian air di luar rumah melalui jendela. Kemudian ayah berkata “Bahaya ini. Jika hujan masih terus deras seperti ini, sebentar lagi pasti air masuk ke dalam rumah." Aku melihat wajah Ayah yang lebih khawatir dari biasanya. Perasaanku menjadi tidak tenang. Aku memutuskan untuk ikut membantu Ibu membereskan barang-barang untuk menghindari resiko terendam banjir.

Setengah jam kemudian, aku mulai merasakan air mulau menggenang di lantai rumah. “Air sudah masuk, Bu" ucapku pada Ibu. Ibu memandangku dengan sorot mata yang sama khawatirnya. Sepertinya banjir kali ini akan lebih parah dari biasanya. Tentu alasannya tidak lepas dari kebiasaan buruk membuang sampah sembarang ke kali dekat rumah yang masih dilakukan oleh banyak warga.

Ibu pun memanggil Ayah karena air yang masuk ke dalam rumah sudah semakin tinggi dan telah mencapai setinggi lututku. “Ayah airnya semakin cepat masuk. Lebih baik kita segera mengungsi," saran Ibu. Kemudian Ayah pun mengangguk setuju, “Iya Bu, lebih baik kita segera mengungsi dan membawa beberapa barang penting terlebih dahulu."

Ayah, Ibu, dan aku pun kembali bersiap-siap memilih beberapa barang penting untuk di bawa ke tempat pengungsian yang biasanya sudah disediakan di musim-musim banjir seperti ini. Kami pun akhirnya meninggalkan rumah kami yang semakin lama terus semakin tinggi air masuk ke dalamnya. Sesampainya di pengungsian, ternyata sudah banyak keluarga lain yang juga memutuskan meninggalkan rumahnya karena banjir kali ini sepertinya akan lebih parah ketinggian airnya dibandingkan sebelumnya.

Selama di pengungsian hujan pun tidak kunjung berhenti. Aku pun diminta meliburkan diri dari sekolah oleh Ayah dan Ibu karena sebagian besar buku dan pakaian seragam pun tidak ada yang kami bawa ke pengungsian. Tidak ada yang menyangka hujan deras terus mengguyur daerah rumah kami hingga 3 hari setelahnya.

Hari keempat setelah hujan berhenti, kami kembali ke rumah. Kondisi rumah sudah sangat berantakan dan banyak dari barang-barang kami yang rusak serta hanyut terbawa air. Ayah memandang ke arah aku dan Ibu lalu mengatakan “Hujan sudah berhenti, sekarang saatnya kita kembali membersihkan rumah kita. Kalian mau membantu Ayah bersih-bersih kan?" Aku dan Ibu serentak menjawab dengan anggukan.

Saat kami sedang bersih-bersih terdengar salam dari luar rumah “Assalamualaikum." Aku pergi ke depan rumah dan menemukan sahabat-sahabatku di sekolah. Ternyata mereka datang untuk menanyakan kenapa aku tidak masuk sekolah selama 3 hari terakhir. Aku pun menjelaskan mengenai banjir mendadak yang melanda lingkungan tempat tinggalku.

Melihat aku, Ibu, dan Ayah yang sedang bersih-bersih mereka pun menawarkan diri untuk membantu kami. Teman-teman sekolahku membantu hingga rumah kembali bersih dan kemudian menghabiskan waktu bersamaku untuk menginformasikan pelajaran-pelajaran yang aku lewatkan selama tidak masuk. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka. Sahabat yang ada di kala aku susah dan tidak ragu mengulurkan bantuan di masa sulitku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 SOAL PG